Perilaku Konsumsi Makanan Ringan Balita dengan Karies Gigi
di Jln. A.Yani GG.Cahaya Baru
Samarinda
LATAR BELAKANG
Karies
gigi terdapat di seluruh dunia, tanpa memandang umur, bangsa ataupun keadaan ekonomi. Menurut
penelitian pada tahun 1990 di negara–negara Eropa, Amerika dan Asia, termasuk
Indonesia, ternyata bahwa 80-95% dari anak dibawah umur 18 tahun terserang
karies.
Dari
hasil survai kesehatan gigi yang dilakukan oleh Azrul azwar tahun 2004 di
ketahui bahwa 63% siswa SD di Indonesia menderita karies di mana 80% faktor
penyebab karena kurangnya pemahaman orang tua terhadap pentingya memjaga kebersihan
gigi anaK.
Konsumsi
makanan dan minuman sumber gula sederhana yang disajikan dalam bentuk makanan
dan minuman biasanya disukai anak-anak seperti: permen, coklat, biskuit dan soft
drink (minuman serbuk). Bila seorang anak sering mengkonsumsi makanan dan
minuman sumber gula sederhana dalam waktu yang lama dan jarang membersihkan
gigi, maka anak tersebut akan mudah terkena karies.
METODE PENELTIAN
Penulisan jurnal ini berdasarkan atas fakta – fakta
yang diperoleh dengan penggunaan metode kuantitatif dalam bentuk kuesioner yang
berisi pertanyaan makanan yang dikonsumsi dan pengetahuan mengenai karies gigi pada
15 orang tua yang anaknya masih balita. Selain itu juga dilakukan wawancara
secara mendalam setelah kuesionoer dibagikan.
TINJAUAN PUSTAKA
Karies gigi adalah proses demineralisasi yang disebabkan
oleh interaksi antara produk organisme, ludah, sisa yang berasal dari makanan
dan email (Houwink, dkk., 2000).
Karies gigi adalah penyakit keropos yang dimulai pada lokasi
tertentu pada bagian gigi, dan diikuti proses kerusakan atau pembusukan gigi
secara cepat.
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu
email, dentin dan sementara yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik
dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan, ditandai dengan adanya
demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan
organiknya, akibat invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi
ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Kidd, dkk., 2001)
Proses Terjadinya Karies
Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak
pada permukaan gigi. Gula dari sisa makanan dan bakteri akan menempel dan pada
waktu tertentu akan berubah menjadi asam laknat yang akan menurunkan pH mulut
menjadi kritis (sekitar pH 5,5 ) sehingga menyebabkan demineralisasi email,yang
akan berlanjut menjadi karies gigi.(lis.Z 2000)
Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras
gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa
sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi
tersebut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan
dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi.
Faktor Penyebab Timbulnya Karies
Faktor penyebab timbulnya karies adalah Keberadaan bakteri
dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat mengubah semua
makanan, terutama gula, menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah
akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. Ada
beberapa faktor penyabab timbulnya karies antara lain:
1.
Konsumsi makanan
Makanan yang mengandung karbohidrat Jenis karbohidrat yang
menyebabkan karies adalah tepung polisakarida, sukrosa dan glukosa, di mana
sukrosa paling mudah menyebabkan karies gigi
2. Saliva.
Saliva dapat menghambat karies karena aksi buffer, kandungan
bikarbonat, amoniak dan urea dalam saliva dapat menetralkan penurunan pH yang
terjadi saat gula dimetabolisme bakteri plak. Kecepatan sekresi saliva
berakibat pada peningkatan pH dan kapasitas buffernya.
3. Agent
bacteria kariogenik
Pemicu terjadinya karies gigi adalah bakteri Streptococcus
mutans, terutama S. Mutans serolipe ia memiliki sistem enzim yang
dapat mensistesis gluten dari sukrosa. Enzim yang berperan adalah glukosil transferase
(GTF) yang terdapat dalam dinding selnya. Glukan ikatan glikosidik a (1-3) yang
disintesis oleh GTF merupakan prekursor pembentuk plak gigi.
4.
Waktu
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang
kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi
makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula
menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh
air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi
dapat terjadi setelah 2 jam.
4.
Pencegahan Karies gigi
Pencegahan karies gigi adalah Menurunkan jumlah kuman,
misalnya dengan berkumur antiseptik. Membersihkan plak secara periodik.
Meningkatkan daya tahan gigi, misalnya dengan penggunaan pasta gigi yang
mengandung fluor atau mengkonsumsi tablet fluor dengan dosis yang tepat.
Merubah pola makan. Membatasi makanan yang mengandung sukrosa, jangan mengemil
yang mengandung gula, menghindari konsumsi gula sebelum tidur. Soft drink juga
mengandung banyak gula. Berkumur dengan air bersih setelah makan Menyikat
gigi dengan teratur. Belajar menyikat gigi dilakukan sedini mungkin, mulai pada
saat gigi baru tumbuh. Paling penting saat malam sesbelum tidur. (
Massler,2000).
1.
Mengontrol diet makanan
2.
Menyikat gigi baik dan benar
3.
Kebersihan mulut
QUISIONER
1. Apakah
rumah anda dekat dengan penjual jajanan ?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah
Setiap malam anak anda sikat gigi ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah
anda mengetahui mengenai karies gigi / keruskan gigi ketika banyak mengkonsumi
makanan tersebut?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah
setiap hari anak anda mengkonsumsi jajanan tersebut?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah
anda tahu bahaya jajanan sembarngan dengan karies gigi?
a. Ya b. Tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar