Minggu, 16 Desember 2012

Tugas 3

Perilaku Konsumsi Makanan Ringan Balita dengan Karies Gigi 
di Jln. A.Yani GG.Cahaya Baru
Samarinda


LATAR BELAKANG
Karies gigi terdapat di seluruh dunia, tanpa memandang umur,  bangsa ataupun keadaan ekonomi. Menurut penelitian pada tahun 1990 di negara–negara Eropa, Amerika dan Asia, termasuk Indonesia, ternyata bahwa 80-95% dari anak dibawah umur 18 tahun terserang karies.
Dari hasil survai kesehatan gigi yang dilakukan oleh Azrul azwar tahun 2004 di ketahui bahwa 63% siswa SD di Indonesia menderita karies di mana 80% faktor penyebab karena kurangnya pemahaman orang tua terhadap pentingya memjaga kebersihan gigi anaK.
Konsumsi makanan dan minuman sumber gula sederhana yang disajikan dalam bentuk makanan dan minuman biasanya disukai anak-anak seperti: permen, coklat, biskuit dan soft drink (minuman serbuk). Bila seorang anak sering mengkonsumsi makanan dan minuman sumber gula sederhana dalam waktu yang lama dan jarang membersihkan gigi, maka anak tersebut akan mudah terkena karies.
METODE PENELTIAN
Penulisan jurnal ini berdasarkan atas fakta – fakta yang diperoleh dengan penggunaan metode kuantitatif dalam bentuk kuesioner yang berisi pertanyaan makanan yang dikonsumsi dan pengetahuan mengenai karies gigi pada 15 orang tua yang anaknya masih balita. Selain itu juga dilakukan wawancara secara mendalam setelah kuesionoer dibagikan.
TINJAUAN PUSTAKA
Karies gigi adalah proses demineralisasi yang disebabkan oleh interaksi antara produk organisme, ludah, sisa yang berasal dari makanan dan email (Houwink, dkk., 2000).
Karies gigi adalah penyakit keropos yang dimulai pada lokasi tertentu pada bagian gigi, dan diikuti proses kerusakan atau pembusukan gigi secara cepat.
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementara yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan, ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya, akibat invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri (Kidd, dkk., 2001)
Proses Terjadinya Karies
Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak pada permukaan gigi. Gula dari sisa makanan dan bakteri akan menempel dan pada waktu tertentu akan berubah menjadi asam laknat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (sekitar pH 5,5 ) sehingga menyebabkan demineralisasi email,yang akan berlanjut menjadi karies gigi.(lis.Z 2000)
Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi.
Faktor Penyebab Timbulnya Karies
Faktor penyebab timbulnya karies adalah Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. Ada beberapa  faktor penyabab timbulnya  karies antara lain:
1. Konsumsi makanan
Makanan yang mengandung karbohidrat Jenis karbohidrat yang menyebabkan karies adalah tepung polisakarida, sukrosa dan glukosa, di mana sukrosa paling mudah menyebabkan karies gigi
2. Saliva.
Saliva dapat menghambat karies karena aksi buffer, kandungan bikarbonat, amoniak dan urea dalam saliva dapat menetralkan penurunan pH yang terjadi saat gula dimetabolisme bakteri plak. Kecepatan sekresi saliva berakibat pada peningkatan pH dan kapasitas buffernya.
3. Agent bacteria  kariogenik
Pemicu terjadinya karies gigi adalah bakteri Streptococcus mutans, terutama S. Mutans serolipe ia memiliki sistem enzim yang dapat mensistesis gluten dari sukrosa. Enzim yang berperan adalah glukosil transferase (GTF) yang terdapat dalam dinding selnya. Glukan ikatan glikosidik a (1-3) yang disintesis oleh GTF merupakan prekursor pembentuk plak gigi.
4.   Waktu
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
4.    Pencegahan Karies gigi
Pencegahan karies gigi adalah Menurunkan jumlah kuman, misalnya dengan berkumur antiseptik. Membersihkan plak secara periodik. Meningkatkan daya tahan gigi, misalnya dengan penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor atau mengkonsumsi tablet fluor dengan dosis yang tepat. Merubah pola makan. Membatasi makanan yang mengandung sukrosa, jangan mengemil yang mengandung gula, menghindari konsumsi gula sebelum tidur. Soft drink juga mengandung banyak gula. Berkumur dengan air  bersih setelah makan Menyikat gigi dengan teratur. Belajar menyikat gigi dilakukan sedini mungkin, mulai pada saat gigi baru tumbuh. Paling penting saat malam sesbelum tidur. ( Massler,2000).
1.   Mengontrol diet makanan
2.   Menyikat gigi baik dan benar
3. Kebersihan   mulut


QUISIONER
1.      Apakah rumah anda dekat dengan penjual jajanan ?
a.       Ya              b. Tidak
2.      Apakah Setiap malam anak anda sikat gigi ?
a.       Ya              b. Tidak
3.      Apakah anda mengetahui mengenai karies gigi / keruskan gigi ketika banyak mengkonsumi makanan tersebut?
a.       Ya             b. Tidak
4.      Apakah setiap hari anak anda mengkonsumsi jajanan tersebut?
a.       Ya            b. Tidak
5.      Apakah anda tahu bahaya jajanan sembarngan dengan karies gigi?
a.       Ya         b. Tidak



Tidak ada komentar:

Posting Komentar